Pengamatan terhadap kelompok sosial pelestarian jamu
Pada hari jumat 13 Oktober kami melakukan pengamatan dengan penjual jamu di Colo, Karangboyo dekat Pabrik Sinar Logam di rumahnya penjual jamu yang bernama Mbak Ida. Berikut hasil pengamatan yang kami dapat hasil wawancara kami :
• Sejarah berdirinya kelompok jamu tersebut
mba idaberceritai bahwa dia memulai memproduksi jamu pada tahun 2015
• anggota kelompok sosial jamu
Mbak Ida menceritakan bahwa dia memulai memproduksi jamu itu perorangan bukan turun temurun
• Masalah yang di hadapi kelompok sosial
Mbak Ida menceritakan masalah yang dihadapinya pada saat melestarikan jamu yaitu kendala dalam bahan-bahannya pembuatan jamu misalnya yaitu asam jawa yang mahal dan sulit ditemukan
• Cara menyelesaikan masalah
Cara Mbak Ida menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan mencari asam jawa di toko kelontong atau toko terdekat di daerah Mbak Ida kalo semisal tidak ada Mbak Ida mencari di pasar yang besar
• Harapan kelompok sosial pelestarian jamu
Harapan Mbak Ida untuk pelestarian jamu yaitu orang yang meminum jamu Mbak Ida itu suka dan menjadi sehat dan anak muda sekarang lebih suka minum jamu untuk melestarikan budaya dibanding minuman-minuman modern
kita juga diperbolehkan untuk melihat proses pembuatan jamu. Seharusnya kita datang lebih awal ke lokasi tersebut, karena kita telat, proses membuat jamu kunyit asam nya sudah selesai. Tetapi untung saja disana masih ada pembuatan jamu dari daun sirih
Saat di dapur, kita diperkenalkan dengan rempah-rempah dan bahan-bahan untuk membuat jamu diantaranya ada kunyit, temulawak, kencur, daun sirih, gula merah, asam Jawa, jahe, dan lain lain.
Mbak-mbak nya sangat ramah dengan kita sampai mbak-mbaknya menjamu makanan untuk kita meskipun sangat sederhana tapi saya sangat tersanjung. Setelah wawancara dengan Mbak Ida, kami ngobrol santai sambil memakan jamuan yang disajikan untuk menghormati
Nama penulis adalah esthi Nur choirun nisa ( 09) , kholifah Nur aini ( 17) , rizky nabila zahro ( 29), zulfa inesya elva Mahista ( 36)